SPEAK NOW chapter 26 : Final Chapter

Assalamualaikum! Finally, the final chapter ready to read! Akhirnya Speak Now selesai juga... Makasih buat Seth Clearwater yang jadi inspirasi terbesar untuk Speak Now. Makasih banyaaak buat semua temen temen yang udah baca Speak Now dari chapter 1-26. Makasih buat semangatnya! \m/


Dan khusus untuk Sulthan Aidhar Mustamajid yang ulang tahun ke 14 hari ini. Selamat ulang tahun, terima kasih sudah menyemangatiku selama ini. Terima kasih banyak. Aku akan move on, lihat saja nanti! :p

This is it! The final chapter of Speak Now by Tipluk Pattinson!

Speak Now = 26 chapters = 26 = Awesome = Seth Clearwater
_____________________________________________________________
TAYLOR ALISON SWIFT'S POV
 
Wednesday, June 26th 2013

            Tepat pukul 7 malam hampir setengah dari murid Pekerti Luhur kelas 9 angkatan 26 sudah memasuki ruangan Aula dengan dress merah dan kemeja hitam. Seperti Prom Night pada umumnya, banyak yang datang dengan pasangan masing masing.

            Edward sudah datang dengan Demi. Edward nampak benar benar gagah dengan kemeja hitamnya. Aku sering sekali berdecak kagum setiap melihat cara dia berpakaian, tapi yang kali ini beda! Ini lebih istimewa!

            Justin datang dengan Selena sambil bergandengan tangan. Aku tertawa kecil melihat mereka. Dari dulu, mereka benar benar labil. Hari ini mesra, tiba-tiba esoknya putus lalu lusa mereka jadian lagi. Benar benar membingungkan.

            Semua orang tampak mempunyai pasangan, semuanya punya pacar. Termasuk Miley yang akhirnya bersama Nick, cowok yang dulu tidak pernah meliriknya sama sekali untuk masalah cinta langsung bertekuk lutut di hadapan Miley ketika Miley berubah menjadi gadis cantik pujaan sekolah.

            Juga Joe yang sangat dingin terhadap cewek dan tidak pernah menunjukan gerak gerik menyukai seseorang, tiba-tiba meminta Ashley menjadi pacarnya. Tentu saja Ashley menerimanya, siapa sih yang tidak mau menjadi pacar Joe Jonas?

            Sementara aku? Aku masih jomblo semenjak putus dengan Cody. Ada beberapa orang yang mendekatiku dan memberi signal, tapi aku menolaknya. Aku masih menunggu seseorang yang mempunyai ruangan terbesar dihatiku selama ini. Tapi, orang yang aku suka malah sama sekali tidak memberi signal padaku.

            Edward menculik Demi yang sedang berdiri di sampingku ke lantai dansa. Nick, Miley, Joe, Ashley, Justin dan Selena juga sudah berdansa disana. Tiba-tiba seorang laki laki datang dan menepuk pundakku, aku berbalik dan menghela nafas. Setelah 3 minggu semenjak kami putus, aku akhirnya bertemu lagi dengan Cody.

            “Mau berdansa denganku?” Tanyanya sambil tersenyum ramah. Aku menggeleng.
            “Tidak, aku menunggu Daniel.” Kataku pelan.
            “Daniel belum datang sampai sekarang?” Tanya Cody pelan.
            “Iya, aku juga bingung. Kemana ya dia?” Tanyaku heran. Cody meraih tanganku lalu memutarkan badanku ke arah panggung.
            “Lalu siapa cowok yang ada disana?” Tanya Cody lembut. Aku menemukan cowok berkemeja hitam dengan celana jeans dan jam tangan hitam di tangan kanannya. Ia membawa gitar sambil tersenyum ke arahku.

            “Selamat malam, Pekerti Luhur 26! Aku tau ini sangat memalukan, tapi Jonas Brother-“ Daniel menunjuk kearah Nick dan Joe yang sedang merangkul kekasihnya masing masing sambil terkekeh, “dengan laknatnya memintaku menyanyi di acara malam ini. Mereka meminjamkanku lagu terbaik yang pernah kudengar, Gotta Find You. Untuk siapapun yang pagi ini mengirimkan rekaman suaranya ke rumahku, lagu Enchanted-mu sangat mengagumkan.” Kata Daniel sambil tersenyum. Ia mulai memetik gitarnya dan bernyanyi. Aku mendesah, Enchanted? Jangan jangan…..

            “CODY! Enchanted kan laguku!” Seruku panik sambil memukul bahu Cody. Cody tertawa lalu berbalik berjalan meninggalkanku. Aku meraih tangannya lalu berlari mengikutinya.
            “Jelaskan padaku! Kau apakan laguku? Kau mengirimkannya pada Daniel?!” Tanyaku panik, Cody tertawa lagi.
            “Tenang Sweetheart, tidak akan terjadi apa apa. Aku hanya mengirimkan lagu Enchanted-mu yang kau rekam waktu itu. Tenang saja..”
            “Bagaimana aku bisa tenang?!” Seruku.
            Sweetheart, hari ini kau harus bilang padanya, bahwa kau mencintainya.”
            “Tidak. Ada kau disini, aku malu.”
            “Justru karena itu, Alice.. Aku ingin melihatnya. Kau bilang kau ingin melihatku bahagia? Katakan padanya sekarang, atau tidak untuk selamanya.”
            “Tidak untuk selamanya?” Tanyaku dengan nada miris.
            “Kau tidak mau kan Daniel tidak mengetahui perasaanmu?”
            “Tapi kalau Daniel tidak membalas perasaanku? Aku takut, Cody….”
            “Tenang, Alice.. Jangan takut. Jika dia tidak membalas, yang penting kau sudah mengatakannya kan? Dengan mengatakannya saja, kau membuatku bahagia.”
            “Cody, berhenti menyakiti dirimu sendiri.” Kataku sinis. Cody tertawa.
            “Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak pernah menyakiti diriku sendiri, Alice.”
            “Dengan berkata begitu, hatimu akan sakit!”
            “Cinta senang melihat orang yang dicintai bahagia. Dan aku tau kau akan bahagia bersama Daniel. Dengan begitu akupun bisa bahagia.”
            “Tapi kalau Daniel ternyata tidak menyukaiku? Nanti yang ada aku malah sakit hati, bukannya bahagia.” Kataku sambil cemberut. Cody memelukku.
            “Percaya padaku, Alice. Just keep calm and speak now, or forever hold your peace.” Kata Cody pelan. Ia melepas pelukanku lalu tersenyum. Ia berbalik dan berjalan meninggalkanku, lalu aku berjalan mendekati panggung.

            Daniel masih menyanyi di atas sana. Ia tampak benar benar menawan hati. Aku ingin sekali ia tau bahwa aku menyukainya. Tapi aku tidak berani….

            “Alice!” Seru Demi dari belakang. Aku menoleh lalu Demi, Edward, Joe, Nick, Ashley, Miley dan Selena sudah mengerubungiku.

            “Semangat! Kau harus mengatakannya pada Daniel hari ini!” Seru Edward sambil tesenyum. Nick mengangguk mengiyakan.
            “Ayo, Ali… I swear, he was enchanted to meet you too..” Kata Ashley sambil tertawa.
            “Kau tau darimana lirik laguku itu?!” Seruku panik. Mereka semua tertawa, lalu Selena yang tadinya berdiri disamping Demi mengubah posisinya jadi disampingku.

            “Hari ini kau harus katakan padanya! Kau ingat? Dia ingin mengatakan cinta pada seseorang hari ini. Mungkin saja itu kau, atau orang lain juga bisa kan? Segera katakan daripada cintamu tidak pernah diketahui oleh Daniel!” Seru Selena sambil tertawa.
            “Alice, kau hanya bilang suka padanya, bukan memintanya jadi pacarmu! Ayo, jangan takut, Alice….” Kata Demi sambil mengusap punggungku.
            “Tapi, Selly… Kalo Alice bilang pada Daniel, reaksi Daniel mungkin tidak akan positif. Jelas jelas ia ingin mengatakan cinta pada seorang cewek. Dan kita tidak tau kan cewek itu siapa.” Kata Joe dengan nada heran. Aku mendesah lalu mengangguk menyetujuinya.
            “Tapi, bukankah lebih baik Alice mengatakan daripada disimpan terus?” Tanya Nick.
            “Iya, Al.. Udah, berani aja!” Seru Miley menyemangati. Aku bingung harus bagaimana. Keadaan ini benar benar complicated. Aku tidak tau harus maju ke depan, atau mundur kebelakang. It’s killing me slowly!

            Tiba-tiba, Demi, Selena, Ashley dan Miley mendorongku. Aku sangat kaget dan hampir saja jatuh. Tapi seseorang menggenggam tanganku erat dan memelukku. Dan setelah beberapa detik aku baru sadar, aku jatuh kepelukan Daniel.

            “Bagaimana suaraku? Tidak kalah kan dari suaramu, Swift?” Tanya Daniel sambil tertawa. Aku tidak melepaskan pelukannya sama sekali, aku merasa nyaman di pelukan Daniel.
            “Tidak, kau benar benar membuat telingaku sakit.” Kataku sembari tertawa kecil. Kurasakan jantungku berdebar lebih kencang dan aku tau Daniel merasakannya. Ia melepas pelukannya lalu membimbingku kearah lantai dansa.

            Ia memeluk pinggangku dan kami mulai berdansa. Sesekali aku melirik kearah Demi, Edward, Selena, Miley, Ashley, Nick dan Joe yang sedang tertawa mengejek. Bibir mereka terus berbicara tanpa suara, “Alice, katakan padanya! Katakan padanya!”

            “Mereka menyuruhmu mengatakan apa?” Tanya Daniel tiba-tiba.
            “Eh? Nothing important.” Kataku dengan wajah memerah. Daniel terkekeh.
            “Kau suka pada seseorang, Ali?” Tanya Daniel tanpa memandang wajahku. Aku mengangguk mengiyakan lalu tersenyum.
            “Iya, aku menyukai seseorang.”
            “Dari kapan?” Tanya Daniel.
            “Dari 2 tahun yang lalu, waktu kelas 7. Sudah lama sekali.”
            “Cody Simpson, kah?” Tanya Daniel lagi. Aku menggeleng.
            “Bukan, bukan Cody.”
            “Lalu setelah 2 tahun, kenapa kau tidak mengatakan kepadanya?”
            “Aku tidak bisa mengatakannya. Aku takut, Dan..”
            "You never know if you can do something until you do it."
            Tapi aku tidak yakin aku bisa mengatakannya. Walau semua orang menyuruhku untuk mengatakannya. Aku tidak berani. Aku takut dia tidak akan membalas perasaanku.”
            “Alice, jika mencintai seseorang, jangan pernah mengharapkan balasan. Cintai orang itu dengan setulus hatimu. Jika takdir menuliskan kau akan bersamanya, itu akan terjadi. Tapi jika takdir menuliskan dia bersama orang lain, percayalah, kau akan bahagia melihatnya bersama pasangannya dan kau akan menemukan pasanganmu sendiri. When you love someone, just be brave to say, that you want him to be with you….” Kata Daniel sambil tersenyum. Aku mengangguk mengiyakan, lalu menghela nafasku. Hari ini aku akan mengatakannya pada Daniel. Aku harus berani!

            “Alice, katakan padanya ya bahwa kau mencintainya? Setidaknya itu akan membuatmu lega. Percaya padaku.” Kata Daniel sambil tersenyum. Aku hanya tersenyum tipis lalu mengangguk mengiyakan.
            “Alice, kau tau? Aku sedang jatuh cinta.” Kata Daniel sambil tertawa.
            “Huh? Jadi kau benar benar akan menyatakan cinta pada seseorang malam ini?” Tanyaku pelan. Alice, kalau dia bilang iya, jangan urungkan niatmu untuk mengatakan perasaanmu padanya. Daniel mengangguk lalu tertawa lagi.
            “Iya, aku akan mengatakannya.”
            “Kau berani? Aku tidak percaya Daniel berani mengatakan cinta pada seseorang.” Ledekku sambil berusaha menahan pikiran untuk kabur dari Daniel, menangis dan tidak mengatakan perasaanku padanya.
            “Sebenarnya tidak. Cewek yang aku sukai, sudah mencintai orang lain..”
            “Hm.. Kita sehati ya, Dan? Orang yang aku suka juga sudah mencintai orang lain..”
            “Tapi walau begitu, aku akan tetap mengatakan cinta padanya! Nanti aku akan menyanyi lagi, dan setelah menyanyi aku akan mengatakannya!”
            “Kapan kau menyanyi?” Tanyaku dengan terbata bata. Aku harus mengatakannya sebelum Daniel mengatakan cinta kepada orang lain. Mungkin saja dia berubah pikiran dan malah membalas cintaku? Ah sudah, cukup Alice! Jangan terlalu mengharapkan balasan.
            “Tepat sesudah kau menyanyi, Ali.” Kata Daniel sambil tertawa. Aku mendesah dan melirik jam, lima menit lagi bagianku menyanyi!

            “Alice, sudah ya dansanya? Saatnya kau menyanyi..” Kata Selena sambil menepuk bahuku. Daniel langsung melepaskan pelukannya lalu tersenyum. Selena selalu menjadi MC di acara acara sekolah dan ulang tahun teman teman kami. Mangkanya, selalu dia yang memanggil penyanyi untuk naik ke atas panggung. Aku berjalan mengikuti Selana.
            “Alice!” Panggil Daniel. Aku menoleh lalu menatap matanya. Ia tersenyum padaku. “Doakan aku, ya?” Tanya Daniel sambil terkekeh.

            “Tapi siapa ceweknya, Dan?” Tanyaku heran. Daniel hanya tertawa lalu mengisyaratkanku untuk terus jalan mengikuti Selena. Aku mengangguk lalu berjalan menuju pinggiran panggung. Disana ada Cody yang sedang duduk duduk. Ia berdiri lalu menghampiriku.
            “Jadi, hari ini kau akan menyanyi lagu apa, nona?” Tanya Cody dengan nada formal.
            Speak Now. Lagu yang aku tulis untuk Mrs. Alix. Bisakah kau pinjamkan gitarmu padaku?” Tanyaku dengan nada formal. Cody tersenyum lalu mengangguk.
            “Tentu saja, nona. Sebuah kehormatan bagiku.” Katanya sambil menyodorkan gitar cokelatnya. Aku tersenyum kecil.
            “Terima kasih.” Kataku sambil berbalik.
            “Alice.” Panggil Cody. Aku berbalik menghadapnya.
            “Keep calm and speak now!” Seru Cody sambil tertawa. Aku tersenyum, mengangguk lalu berbalik lagi kearah panggung.
            “Alice.” Panggil Cody lagi.
            “Ada apa Cody?”
            “Eum… Kau cantik sekali malam ini.” Kata Cody sambil tersenyum. Senyumannya masih sama seperti dulu, ramah dan hangat. Pipiku memerah dan aku hanya tersenyum kecil.
            “Terima kasih, doakan aku.” Kataku sambil menaiki panggung.
            “Selalu.” Kata Cody lirih.

            Aku langsung menatap penonton, semuanya mulai bertepuk tangan ketika Selena menyebut namaku. Aku hanya tersenyum lalu mulai berbicara.

            “Selamat malam PELHA 26! Malam ini, aku sangat senang sekali bisa berdiri di hadapan kalian. Tidak terasa waktu cepat sekali berlalu ya? Hm, malam ini aku akan menyanyikan lagu yang kutulis sebagai hadiah pernikahan Mr. Waitler dan Mrs. Alix. Judulnya, Speak Now!” Aku langsung memetik gitarku dan mulai bernyanyi. Semuanya langsung bertepuk tangan dan menyoraki nama Mr. Waitler dan Mr.s Alix. Aku menatap semuanya. Mereka semua bahagia terutama Mr. Waitler dan Mrs. Alix yang terlihat sangat antusias.

            Alice, Mrs. Alix saja bisa mengatakan pada Mr. Waitler bahwa ia mencintainya. Bahkan itu di detik detik terakhir sebelum Mr. Waitler menjadi suami orang. Kenapa kau tidak bisa?

I am not the kind of girl,
Who should be rudely bargin’ in on a white veil occasion,
But you are not the kind of boy,
Who should be marryin’ the wrong girl,

I sneak in and see your friends,
And her snotty little family, all dressed in pastel,
And she is yelling at a bridesmaid,
Somewhere back inside a room,
Wearing a gown shaped like a pastry,
This is surely not what you thought it would be,
I loose myself in a daydream,
Where I stand and say:

“Don’t say yes, run away now,
I’ll meet you when you’re out,
Of the church at the back door,
Don’t wait or say a single vow,
You need to hear me out,”
And they said, “Speak now,”

            Aku menatap kesekelilingku sambil memetik gitar. Demi, Edward, Selena, Nick, Miley, Ashley dan Joe sangat mendukungku. Aku tidak boleh takut. Aku harus berani mengatakannya! Daniel harus tau bahwa aku mencintainya! Aku harus melakukan ini! Semua ini untukku, untuk semua semangat sahabat sahabatku dan terutama untuk Cody….

I hear the preacher say,
“Speak now or forever hold your peace,”
There’s a silence, there’s my last chance,
I stand up with shaking hands,
All eyes on me,
Horrified looks from everyone in the room,
But I’m only lookin’ at you,

            Speak now or forever hold your peace. Katakan sekarang, atau selamanya tidak. Jika tidak, aku akan semakin tersiksa. Jika iya, Daniel tidak akan membalas perasaanku. Beranilah, Alice! Just keep calm and speak now! Semua mata menatapku karena aku berhenti menyanyi. Aku menghela nafas lalu menatap mata Daniel. Tuhan, tolong, aku benar benar membutuhkan keajaibanmu sekarang. Aku sangat mencintainya, dan Kau tau itu bukan?

            “Ini hari terakhirku, dan aku ingin membuat pengakuan. Aku menulis speak now or forever hold your peace tapi aku tidak pernah mengatakan perasaanku padanya. Aku hanya menyimpannya dalam hati. Tapi hari ini, aku harus mengatakannya. Sejak dulu, tepat dihari pertama kita masuk ke sekolah ini, aku sudah jatuh cinta padamu, Taylor Daniel Lautner.” Kataku pelan. Daniel menatapku tak percaya. Seisi ruangan Aula pun langsung heboh.

            “Aku mengatakan, bukan untuk memintamu menjadi pacarku, Daniel. Aku hanya ingin kau tau aku mencintaimu. Aku tau kau mencintai cewek lain dan tidak mungkin kau membalas perasaanku. Aku tidak berani mengatakannya karena aku takut aku akan sakit lagi seperti waktu ulang tahun ke tiga belasmu. Waktu aku menyanyikan lagu untukmu tapi ternyata kau sudah mempunyai pacar. Tapi kau benar, Daniel. Aku harus mengatakannya. Itu akan membuatku lebih lega. Kau harus tau.. Aku berusaha untuk mencintaimu setulus hati mulai saat ini, tanpa mengharapkan balasanmu. Dengan siapapun kau pada akhirnya, selama kau bahagia, akupun akan bahagia.”

            Daniel masih menatapku kaget. Aku tau Dan, kamu pasti kaget. Akupun begitu, aku kaget bisa bicara dengan lantangnya seperti ini. Demi, Edward, Selena, Nick, Miley, Joe, Ashley juga Cody berdiri tepat di belakang Daniel. Mereka tersenyum bahagia dan senyuman itu mengisyaratkan betapa beraninya aku malam ini.

            “Aku berusaha melupakanmu, tapi tidak bisa. Bahkan ketika aku memiliki Cody sekalipun. Semua ini benar benar membuatku gila. Aku mencoba untuk menghapus perasaanku tapi perasaanku padamu selamanya tidak akan berubah. Dan Enchanted… Itu lagu yang aku tulis untukmu. Cody yang mengirimkannya. Please don’t be in love with someone else. Please don’t have somebody waiting on you.” Kataku sambil berusaha menahan air mataku yang tumpah. Seisi ruangan masih terdiam, wajah mereka semua kaget. Aku benar benar ingin menangis, Daniel tidak menunjukan respon apa apa.

            Tiba-tiba Cody berdehem, semua mata tertuju pada kumpulan sahabat sahabatku. Mereka semua mendorong Daniel yang masih kaget. Aku berusaha memanggil Demi dengan isyarat tapi tampaknya tidak berhasil. Demi sedang sibuk mendorong Daniel. Apa yang mereka lakukan?

            Daniel berjalan dengan perlahan lahan diikuti bisikan bisikan murid Pekerti Luhur 26. Aku tau, Daniel pasti akan kemari lalu bilang, “Alice, kau bodoh. Aku tidak mencintaimu.” Aku yakin dia pasti bilang seperti itu! Kuputuskan menutup mataku sebelum melihat sesuatu yang buruk di depan mataku. Sudahlah, apapun yang akan terjadi nanti, yang penting aku sudah berani mengatakannya pada Daniel dan hatiku lega sekarang.

            “I was never in love with someone else, I never had somebody waiting on me. 'Cause you were all of my dreams come true… And I just wish you knew, Alice I was so in love with you.” Suara itu menggema di telingaku. Aku tersentak lalu cepat cepat membuka mata dan mendapati Daniel berdiri di hadapanku dengan seikat mawar merah.

            “Maaf ya, Alice. Harusnya dari dulu aku berani mengatakannya, bukan kau sekarang. Maaf, aku dulu pernah mencoba untuk mengatakannya tapi kau tidak datang. Jadi aku mencoba berpacaran dengan Kenzie untuk melupakanmu. Tapi aku tidak pernah bisa melupakanmu. Karena aku juga mencintaimu, Alice.” Kata Daniel sambil tersenyum. Aku menutup mulutku dan berusaha tidak menjerit. Ini tidak mungkin, ini benar benar seperti dongeng yang biasa Mom bacakan untukku waktu kecil!

            Jeritan dan sorak sorai seluruh orang yang ada di Aula malam ini benar benar seperti mimpi. Daniel juga menyukaiku? Ya Tuhan. Daniel menyodorkan seikat bunga mawar itu lalu aku ambil dengan tangan kanan. Aku menghela nafas lalu tersenyum. Ia memelukku lalu semua orang bertepuk tangan sambil meneriakan namaku dan Daniel.

            “Jadi, kau mau menjadi Mrs. Lautner?” Tanya Daniel sambil tertawa. Aku mendesah.
            “Aku masih terlalu kecil untuk menjadi istrimu.” Kataku sinis.
            “Kalau begitu, kita mulai dari yang paling mudah. Menjadi tunanganku. Setuju?” Tanya Daniel sambil melepas pelukannya lalu tersenyum kepada semua orang di Aula. Aku hanya mengangguk lalu tertawa. Mereka semua kembali bertepuk tangan untuk kami. Daniel menggenggam tanganku erat lalu kami turun ke bawah menghampiri sahabat sahabat terbaik yang pernah aku punya.

            Demi memelukku erat sekali, lalu Selena, Miley dan Ashley juga. Aku sedikit menangis tapi Edward kemudian memelukku lalu menghapus air mataku.

            “Alice, kau sudah punya Daniel. Tidak boleh menangis lagi.” Kata Edward pelan. Aku mengangguk lalu melepaskan pelukannya. Lalu aku memeluk Nick dan Joe. Dan pada barisan terakhir, berdirilah orang yang paling berjasa untukku,  orang yang membuatku berani, Cody.
            “Hey, sudah jadi pacar Daniel yaa?” Tanya Cody sambil memelukku. Aku tertawa lalu meninju bahunya. “Bukan sekedar pacar, tapi tunangan.” Kataku sambil tertawa.
            “Tidak! Kalian masih terlalu kecil untuk menikah!” Seru Ashley sambil meninju bahu Daniel. Daniel tertawa lalu memeluk Ashley sambil berbisik mengucapkan terima kasih.
            “Terima kasih banyak! Tanpa kalian, mungkin aku tidak akan bisa berani seperti ini. Terima kasih, Cody… Edward, Selena, Nick, Miley, Ashley dan Joe…. Dan Demi Lovato-ku!” Seruku sambil memeluk Demi lagi. Demi memelukku erat lalu menghela nafas. Ia melepaskan pelukannya, menarik tangan Daniel dan menaruh tanganku di atas tangan Daniel.
            “Jadilah Jasper Hale untuk Taylor, sebagaimana Taylor akan menjadi Alice Cullen untukmu…” Kata Demi sambil tersenyum. Daniel mengangguk lalu menggenggam tanganku lalu tersenyum.

            “Terima kasih semuanya. Untuk dukungannya, untuk semuanya. Aku mencintai kaliaaan!” Seru Daniel dengan nada menggoda. Edward, Joe dan Nick menatap Daniel jijik tapi Daniel hanya tertawa. Ia berbalik dan berjalan bersamaku menuju pintu keluar.

            Cinta adalah sesuatu yang butuh di perjuangkan, tapi juga tidak egois. Mencintai seseorang adalah saat dimana bagaimana kita menerima orang itu apa adanya dan bagaimana kita mencintai dia setulus hati kita. Kita boleh mengharapkan balasan darinya, tapi jangan terlalu berharap. Karena setiap harapan, pasti hanya ada dua jalan. Terwujud atau tidak.

            Dalam cinta, berharap yang terbaik adalah hal yang wajar. Kita selalu ingin orang yang kita cintai berpaling pada kita. Tapi ada kalanya juga, kita yang harus membuat orang itu berpaling pada kita. Ini cerita cinta kita, dan kita harus memperjuangkannya sendiri.

            Cinta itu terlihat complicated jika kita tidak mengerti artinya dengan baik. Jika kamu mencintai seseorang, jangan takut, jangan membuat semuanya rumit. Yang kamu harus lakukan adalah berani dan menganggap semuanya mudah.

            Aku takut jika aku mengatakan perasaanku dan Daniel tidak membalas perasaanku, aku akan terluka. Tapi aku juga tidak bisa membiarkan semua ini terus menerus. Aku akan merasa tersiksa selama Daniel tidak tau perasaanku.

            Jadi, jika kamu mencintai seseorang kamu harus yakin dan berani. Ikuti apa kata hatimu. Jangan pernah takut dia tidak membalas cintamu, karena jika itu terjadi, Tuhan akan memberikan jalan yang lebih baik untukmu. Just keep calm and speak now, or hold your peace forever.

            Aku dan Daniel duduk di taman sekolah sambil melihat bintang bintang. Dulu juga kami sering ngobrol ngobrol berdua disini, tapi sekarang lain. Aku bukan hanya sahabat Daniel, aku sudah menjadi pacarnya.

            “Jadi, Dan.. Apa kamu sudah bilang pada cewek itu bahwa kamu mencintainya?” Tanyaku sambil terkekeh. Daniel menoleh lalu menatapku dengan tatapan kecewa.
            “Belum, Al. Aku enggak berani.…”
            “Huh, keep calm and speak now, Dan! Or hold your peace forever!” Seruku sambil tertawa. Daniel menatapku sambil cemberut sekaligus kecewa.
            “Kalau sekarang aku bilang padanya.. Gimana ya, Al?” Tanya Daniel sambil membetulkan posisi duduknya menghadapku dan menggenggam tanganku erat.
            “Oke, katakan padanya, sekarang.” Kataku dengan nada sinis.
            “Taylor Alison Swift, aku mencintaimu semenjak kelas 7. Aku tidak berani mengatakannya. Tapi cewek bermata kucing ini memaksaku untuk bilang padamu bahwa… Aku mencintaimu. Be my Alice Cullen, please?” Tanya Daniel sambil tersenyum jail. Suaranya benar benar dewasa, aku terpesona dengan tatapan matanya. Benar benar menganggumkan.
           
            “Ah, kelamaan. Speak now or hold your peace forever, Aliceee!” Seru Daniel tidak sabaran. Aku tersenyum lalu mengangguk.
            “I’ll be your Alice Cullen and you’re my Jasper Hale, now.” Kataku sambil tersenyum. Daniel memelukku erat. Aku menghela nafas sambil berusaha menahan air mataku. Daniel melepaskan pelukannya lalu menghapus air mataku.
            “Aku tidak akan pernah membuatmu menangis lagi.” Katanya sambil tersenyum. Aku mengangguk lalu membenamkan kepalaku di pundaknya.
            Taylor Daniel Lautner milikku sekarang. Aku mencintainya, sebagai sahabat, kakak dan juga pacarku sekarang. Tidak akan pernah ada orang yang bisa menempati ruang hatiku untuknya karena itu sudah tersedia khusus untuk Daniel.

            Dan aku bersyukur mempunyai mereka semua -Demi, Edward, Selena, Nick, Miley, Joe, Ashley dan Cody. Tanpa mereka, aku tidak akan pernah berani untuk mengatakannya. Tanpa mereka aku tidak akan pernah bisa memeluk Daniel sebagai pacarnya. Tanpa mereka, aku tidak akan pernah bisa melakukan semua ini.

            Thanks God, you give me Your miracle today. I can keep calm and speak now. He’s mine now. And I love him. Forever and always. 

THE END


Maaf kalo penutupnya kurang memuaskan Aku udah berusaha yang terbaik buat kalian semua. Kritik dan saran aku tunggu yah, comment aja! Makasih udah baca Speak Now. Penulis tidak berarti apa apa tanpa pembaca. Dan Speak Now tidak akan pernah selesai tanpa kalian! Big hug for all readers {}




7 komentar:

  1. Penutupnya terkesan agak tiba-tiba tapi...................................................................kata-kata terakhirnya o_o

    BalasHapus
  2. HIYAHAHAHA. Maaf, maaf, nanti akan elis perbaiki ;)

    BalasHapus
  3. Chapter-chapter terakhir kayaknya agak marathon gimana ya, Ti.
    Tapi singkat kata, BAGUS.

    BalasHapus
  4. hiyahaha kalo ga marathon jadinya ga 26 chapter-__- btw makasih ya Alda ;)

    BalasHapus
  5. Hai, aku Tantri dan aku baca Speak Now. Sumpah sukaaaaaaaaaa banget sama cerita ini *.* bagus banget (y)
    kamu bakat buat nulis hehe aku nunggu karya kamu yang lain yaa ;)

    n.b: blog kamu jadi inspirasi aku lho wkwk xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haiiii! terima kasih terima kasihhh, okeee:3 ya ampun makasih ya:}

      Hapus

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.