[FLASH FICTION] No Tittle
"Namaku Autumn. Autumn Rafflesie Suryadi."
Suara gadis itu terus menggema di kepala Alfi. Alfi tak bisa mengalihkan pikirannya dari pertemuan singkatnya dengan gadis bersweater merah tadi pagi. Gadis itu jelas jelas menarik perhatian Alfi sampai larut malam.
Sebenarnya Alfi tahu siapa dia. Namanya benar benar cantik seperti orangnya. Autumn Rafflesie Suryadi. Nama kecilnya Flesie tapi dia lebih suka dipanggil Autumn. Dia lahir pada saat musim gugur di New York 20 tahun yang lalu.
Dia cantik, menarik, pintar dan ramah. Alfi tahu tak ada lelaki yang tak memandang gadis itu. Alfi juga tahu Ayah Autumn yang bekerja sebagai salah satu staff penting di kedutaan Amerika Serikat membuat gadis itu dijaga ketat. Belum lagi Ibunya yang terkenal sebagai pengusaha emas.
Alfi menatap dirinya. Dia tak sanggup menahan tawa ketika angannya tentang Autumn kembali hadir. Dia dan Autumn benar benar seperti langit dan bumi. Autumn adalah anak pemilik lembaga kursus Bahasa Jerman ini sementara Alfi hanyalah anak dari seorang pekerja swasta yang gajinya tak seberapa.
Alfi sadar, mungkin Autumn tak akan pernah melihatnya. Jelas tidak, mereka berdua berasal dari kalangan berbeda. Tapi... Alfi menatap dirinya, menatap matanya, menatap kedalam kesungguhannya..
Ia percaya bahwa jika ia berusaha, Autumn akan melihatnya. Walau sebenarnya kemungkinan itu begitu kecil tapi ia yakin.. Hati yang tulus takkan pernah kalah dalam berperang.
Suara gadis itu terus menggema di kepala Alfi. Alfi tak bisa mengalihkan pikirannya dari pertemuan singkatnya dengan gadis bersweater merah tadi pagi. Gadis itu jelas jelas menarik perhatian Alfi sampai larut malam.
Sebenarnya Alfi tahu siapa dia. Namanya benar benar cantik seperti orangnya. Autumn Rafflesie Suryadi. Nama kecilnya Flesie tapi dia lebih suka dipanggil Autumn. Dia lahir pada saat musim gugur di New York 20 tahun yang lalu.
Dia cantik, menarik, pintar dan ramah. Alfi tahu tak ada lelaki yang tak memandang gadis itu. Alfi juga tahu Ayah Autumn yang bekerja sebagai salah satu staff penting di kedutaan Amerika Serikat membuat gadis itu dijaga ketat. Belum lagi Ibunya yang terkenal sebagai pengusaha emas.
Alfi menatap dirinya. Dia tak sanggup menahan tawa ketika angannya tentang Autumn kembali hadir. Dia dan Autumn benar benar seperti langit dan bumi. Autumn adalah anak pemilik lembaga kursus Bahasa Jerman ini sementara Alfi hanyalah anak dari seorang pekerja swasta yang gajinya tak seberapa.
Alfi sadar, mungkin Autumn tak akan pernah melihatnya. Jelas tidak, mereka berdua berasal dari kalangan berbeda. Tapi... Alfi menatap dirinya, menatap matanya, menatap kedalam kesungguhannya..
Ia percaya bahwa jika ia berusaha, Autumn akan melihatnya. Walau sebenarnya kemungkinan itu begitu kecil tapi ia yakin.. Hati yang tulus takkan pernah kalah dalam berperang.
Cirebon, 6 Januari 2014
Draft lama, lalu diedit, lalu dipost, lalu kalian baca, lalu selamat malam:"3
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}