my very first macbook pro (my paycheck paid the bill)

Disclaimer, this post isn't to show off something. I just want to share things I've never dreamt before and happened after a long journey. I did it.


Semenjak patah hati tahun lalu, gue jadi skeptis sama segala hal yang terjadi di hidup gue. Gue nggak pernah ngerasa puas dengan apa yang gue lakuin. Gue selalu mempertanyakan self-worth gue dan pada akhirnya gue akan menjadi orang yang paling tidak bersyukur di dunia.


Tahun lalu banyak hal yang nggak gue inginkan malah terjadi di hidup gue. Out of the plan, but that's how life works, isn't it? Full of pranks. But at the end of the day, mereka yang bisa bertahan adalah mereka yang mau berkorban. Iya kan?


Well, gue dapet pekerjaan kedua di hidup gue di umur 21 tahun. Pekerjaan yang di luar ekspektasi gue karena di kepala gue tahun lalu adalah gimana caranya masuk radio swasta. Ada jalannya, tapi Allah malah kasihnya ke tempat yang ini. Tempat ini membuat mimpi gue 10 tahun yang lalu jadi kenyataan sedikit demi sedikit. Gue kira gue akan mengubur dalam-dalam mimpi gue menjadi penulis yang produktif. Taunya, ada aja jalannya.


But don't get me wrong, dude. Judul postingan ini tidak dihasilkan dari menulis gue, tapi dari pekerjaan yang membuat gue bisa belajar banyak hal sekaligue mewujudkan mimpi gue juga. Plus, gue masih bisa siaran di LSR, punya podcasts (walau udah sebulan nggak update, damn! Nggak bisa dibanggain sih ini) dan juga ambil kelas S2. Agak keteteran dan mau gila, of course, but still, it's a worth choice I've ever made.


Akhirnya ... Gue bisa beli barang impian gue pakai uang gue sendiri. Pakai kerja keras yang bikin gue marah, kesel, capek, bosen dan kadang ngerasa dunia tuh monoton. Terima kasih kepada COVID-19 juga yang bikin gue di rumah aja dan jadi tabungan gue makin banyak huahahaha. 


To sum up this post, gue cuman mau mengingatkan bahwa banyak hal yang kelihatannya nggak mungkin. Tetapi sebenarnya bisa didapatkan selama kita mau berjuang dan berkorban. Bukannya itu seninya hidup? Kalau mau sesuatu ya harus mau mengorbankan sesuatu.


Anyway, tiga hari setelah gue beli laptop impian gue, akhirnya gue ketemu lagi sama Bang Radit lewat salah satu seminar online. Alhamdulillah pertanyaan gue dipilih sama moderator dan gue punya 5 menit ngobrol sama Bang Radit untuk konsultasi kerjaan gue. Walau suara gue bergetar karena deg-degan kayak ketemu Eric Nam (ini akan gue jelaskan setelah cerita ini HAHA) dan juga mungkin dia nggak akan inget gue, tapi ketemu Bang Radit setelah 8 tahun kemudian dengan laptop baru dan embel-embel udah punya kerjaan sendiri bikin gue sadar bahwa ...

Gue beneran udah sampai ke usia yang gue impikan selama ini. 22 tahun dengan segala berkah yang kadang bikin gue insecure karena gue sibuk banget kejer sana-sini sedangkan temen-temen gue kayaknya masih lagi asoy santuy mantul sambil haha-hihi. Kadang ngerasa left out tapi ... Kembali lagi. Hidup adalah tentang berjuang dan berkorban.


Setahun terakhir ini berat. Banget. Namun terima kasih untuk gue yang setahun lalu masih mau berjuang sampai hari ini bisa duduk dan tersenyum dengan beratnya perjalanan. Serta untuk laki-laki ini ... Eric Nam yang akan bertemu denganku di masa depan, terima kasih banyak.


Dulu gue kira gue nggak akan bisa hidup kalau ikutin passion gue yaitu di dunia tulis menulis. Tapi ternyata, rejeki itu di tangan Allah, bukan di tangan haters yang bilang gue nggak akan jadi apa-apa kalo masuk LSPR. Hehehe. YA, AYO BERJUANG LAGI!

Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.