pada akhirnya,

Akhirnya, di persimpangan jalan itu lo memutuskan berhenti melangkah. Menunggu bus selanjutnya yang lewat dan menyapa lo dengan ramah. Dunia akhir-akhir ini cuman bikin lo marah. Makanya yang lo lakukan adalah cari tempat baru untuk singgah.


Tetapi, bus itu sampai dan pintunya terlalu kecil untuk lo paksa bisa menyambut tas besar bertuliskan 'masa lalu terbaik' yang lo bawa-bawa. Sang sopir pun bangun dari kemudi, menghampiri dengan gagah. Mencoba mengotak-atik tombol warna-warni supaya pintu terbuka lebih lebar, namun ternyata memang tidak bisa. Nggak semuanya bisa lo bawa dalam perjalanan baru di depan mata.


Di tempat baru, udah nggak ada tempat buat segalanya. Di persimpangan jalan itu, lo harus menurunkan hal-hal yang nggak lagi bisa tinggal lebih lama. Hati lo pedih pastinya. Pilu menyeruak tatkala kesadaran membawa lo ke kenangan-kenangan bersama mereka. Namun, kenangan itu masa lalu, yang lo lalui adalah masa kini. Sebab, nggak semua hal bisa lo bawa ketika melangkah ke depan sana.


Jadi, lo turunkan beberapa. Banyak rupanya. Nggak bisa lo hitung saking sedihnya untuk mencerna yang terjadi. Lalu lo naik ke atas bus dan melihat semua yang ditinggal sudah diambil oleh pemilik barunya. Sedangkan lo dan tas lo yang nyaris kosong bisa menyambut uluran tangan pedangang permen dengan kemurahan hatinya. Lo bisa membawa permen baru setelah melepaskan barang-barang yang nggak lagi bisa lo bawa ke tempat baru.


Lo harus ingat namanya hidup adalah tentang datang dan pergi.

Dan dari setiap kedatangan memang harus ada perpisahan.

Dan mungkin inilah saat yang sudah lama lo abaikan dalam diam serta doa, bersamaan dengan semoga-semoga yang lo ucapkan.


Semoga selamanya.

Semoga nggak ditinggalkan.

Semoga terus saling berjuang.


Tetapi, Tuhan nggak bisa mengabulkan semuanya. Karena kalau semuanya lo bawa, lo nggak punya tempat untuk hal baik lain datang mewarnai hidup lo.




Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.