[FLASH FICTION] The Power of You #FF2in1
"Hai boleh kenalan nggak?"
Suara itu menari nari di kepalaku dikala ia selesai memainkan gitarnya. Lagu dari Joy Tobing berjudul Karena Cinta yang ia lantunkan dengan merdu berhasil membuatku tersenyum lebar. Ia tertawa malu, "gak usah terpesona gitu, ah!"
"Berisik, siapa yang terpesona sama kamu." Ujarku mencoba untuk kembali tenang. Ia mengusap kepalaku. "Selamat satu tahunan, Cle. Terima kasih sudah bersedia sabar menemaniku.."
Aku mengangguk kecil. Ia kembali memainkan gitarnya sementara aku terus memandanginya. Namanya Rasyid Razansyah. Dia bukan kakak, sahabat ataupun pacarku. Dia adalah segalanya untukku.
Jika kembali mengingat satu tahun yang lalu, enam bulan sebelum kelulusan kami, dia begitu serampangan. Dia tidak pernah merapikan bajunya dan selalu datang terlambat ke sekolah. Dia selalu memandangiku dari kejauhan saat aku pergi ke Perpustakaan namun kami tak pernah berkenalan.
Sampai suatu hari ia berani menyapaku dan mengajakku berkenalan. Aku tak menaruh rasa simpati sedikit pun padanya sampai akhirnya dia memulai cerita tentang mimpinya. Kami sama sama ingin menjadi Dokter Anak namun di Universitas yang berbeda. Hal itu membuat aku berpikir lain tentang Rasyid.
Rasyid berubah drastis semenjak denganku. Itu membuatku lebih dari bahagia. Sangat bahagia, bahkan tak bisa dijelaskan oleh kata apapun. Rasyid begitu berharga bagiku.
Semenjak mengenalnya aku baru mengerti, kita tak boleh menghakimi orang dari sifat luarnya. Kita tak pernah tahu ada mutiara yang cantik diantara lumpur lumpur kotor, bukan?
Dan aku yakin, semua karena cinta.
Suara itu menari nari di kepalaku dikala ia selesai memainkan gitarnya. Lagu dari Joy Tobing berjudul Karena Cinta yang ia lantunkan dengan merdu berhasil membuatku tersenyum lebar. Ia tertawa malu, "gak usah terpesona gitu, ah!"
"Berisik, siapa yang terpesona sama kamu." Ujarku mencoba untuk kembali tenang. Ia mengusap kepalaku. "Selamat satu tahunan, Cle. Terima kasih sudah bersedia sabar menemaniku.."
Aku mengangguk kecil. Ia kembali memainkan gitarnya sementara aku terus memandanginya. Namanya Rasyid Razansyah. Dia bukan kakak, sahabat ataupun pacarku. Dia adalah segalanya untukku.
Jika kembali mengingat satu tahun yang lalu, enam bulan sebelum kelulusan kami, dia begitu serampangan. Dia tidak pernah merapikan bajunya dan selalu datang terlambat ke sekolah. Dia selalu memandangiku dari kejauhan saat aku pergi ke Perpustakaan namun kami tak pernah berkenalan.
Sampai suatu hari ia berani menyapaku dan mengajakku berkenalan. Aku tak menaruh rasa simpati sedikit pun padanya sampai akhirnya dia memulai cerita tentang mimpinya. Kami sama sama ingin menjadi Dokter Anak namun di Universitas yang berbeda. Hal itu membuat aku berpikir lain tentang Rasyid.
Rasyid berubah drastis semenjak denganku. Itu membuatku lebih dari bahagia. Sangat bahagia, bahkan tak bisa dijelaskan oleh kata apapun. Rasyid begitu berharga bagiku.
Semenjak mengenalnya aku baru mengerti, kita tak boleh menghakimi orang dari sifat luarnya. Kita tak pernah tahu ada mutiara yang cantik diantara lumpur lumpur kotor, bukan?
Dan aku yakin, semua karena cinta.
Late post, sorry.. Exams week
Karena Cinta - Joy Tobing
Cirebon, 21 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}