[FLASH FICTION] 1989 Series: Clean
The drought was the very worst...
When the flowers that we'd grown together died of thirst..
Satria mengangguk kecil tanda berterima kasih ketika seorang panitia Graduation menghampirinya dan memberikan surat. Di hari terakhir ia bisa bertemu dengan gadis itu, Satria malah kehilangan jejak.
When the flowers that we'd grown together died of thirst..
Satria mengangguk kecil tanda berterima kasih ketika seorang panitia Graduation menghampirinya dan memberikan surat. Di hari terakhir ia bisa bertemu dengan gadis itu, Satria malah kehilangan jejak.
Ia jelas jelas merindukan Nikita di setiap sudut sekolah. Ia merindukan suara Nikita, celotehnya yang ia anggap menyebalkan, tingkahnya yang ia benci. Ia merindukan segala hal yang membuatnya begitu membenci Nikita.
Ia menyipitkan matanya ketika melihat namanya terpampang di amplop surat tersebut. Tulisannya cukup khas dan mampu membuat Satria teringat kejadian setahun yang lalu. Saat itu ia membuka tasnya dan menemukan secarik kertas dengan 2 bungkus Bengbeng.
Tulus - Mengagumimu Dari Jauh
Ketika melihat amplop itu, ia merasa seakan langsung terkoneksi dengan penulisnya. Satria cepat cepat meyobeknya dan mulai membaca.
Untuk Satria Yudha Restu
Aku pernah berpikir (dan berharap, tentu saja) bahwa suatu hari semua cerita yang kita lewati bersama di sekolah ini tak hanya mati sebagai cerita belaka. Aku rasa kita (kamu dan aku) telah menumbuhkan bunga baru yang akan merekah terus menerus.
Tapi bunga tak selamanya merekah, akan ada saatnya ia layu dan pergi.
Sudah terlalu lama kita berdua sama sama terdiam tanpa arah, tak ada yang bicara. Kita punya koneksi tanpa komunikasi. Rasanya hampa, dingin, tidak seperti dulu.
Dulu kita bisa menciptakan musim semi yang indah bagi bunga bunga kita dan kini hanya musim panas dan musim dingin yang ada. Bunga bunga itu tidak bisa bertahan lama. Karena terkadang terlalu banyak cahaya yang ada atau terlalu banyak air yang menyiraminya...
Apa maumu, Satria?
Sudah lama aku menunggu, tapi aku tidak bisa begini terus...
Aku menahan diri untuk tidak pergi, tapi untuk apa? Kamu pun tak pernah pergi kemana mana.
Now, I'm finally clean...
Oh iya, Aluna Nikita Restudewi. Not only Restu, but Restudewi. Nama belakangku yang tidak pernah kamu tahu..
Aku pernah berpikir (dan berharap, tentu saja) bahwa suatu hari semua cerita yang kita lewati bersama di sekolah ini tak hanya mati sebagai cerita belaka. Aku rasa kita (kamu dan aku) telah menumbuhkan bunga baru yang akan merekah terus menerus.
Tapi bunga tak selamanya merekah, akan ada saatnya ia layu dan pergi.
Sudah terlalu lama kita berdua sama sama terdiam tanpa arah, tak ada yang bicara. Kita punya koneksi tanpa komunikasi. Rasanya hampa, dingin, tidak seperti dulu.
Dulu kita bisa menciptakan musim semi yang indah bagi bunga bunga kita dan kini hanya musim panas dan musim dingin yang ada. Bunga bunga itu tidak bisa bertahan lama. Karena terkadang terlalu banyak cahaya yang ada atau terlalu banyak air yang menyiraminya...
Apa maumu, Satria?
Sudah lama aku menunggu, tapi aku tidak bisa begini terus...
Aku menahan diri untuk tidak pergi, tapi untuk apa? Kamu pun tak pernah pergi kemana mana.
Now, I'm finally clean...
Oh iya, Aluna Nikita Restudewi. Not only Restu, but Restudewi. Nama belakangku yang tidak pernah kamu tahu..
Nikita
Satria meremas jemarinya. Ia menghempaskan surat itu lalu mengacak acak rambutnya. Kenapa ia baru merasakan arti Nikita yang begitu besar ketika gadis itu memilih untuk pergi?
Just because you're clean don't mean you miss it...
Cirebon, February 11st 2015
Taylor Swift's 1989 - Track 13
I wish I could...
I wish I could...
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}