It was his loss, not yours: Sayang atau Ingin Punya?
Pernah gak sih lo bertanya "gimana sih cewek yang akan dia pilih kalo dia gak sama gue?" setelah lo dan dia dinyatakan untuk gak bisa sama sama? Gue pernah dan seringkali gue berakhir insecure.
Biasanya gue jadi insecure karena cewek itu secara fisik jauh lebih kurus dari gue. Gue juga cuman cewek biasa kok yang insecure sama orang lain yang kurus:" Kalo ngomongin ini sampai setahun yang lalu, gue masih akan membandingkan diri gue dengan cewek itu dan bilang, "iya.. Lo mah sukanya sama cewek cantik, yang kurus. Gak kaya gue."
Lalu.. Gue pun minder, makan dan tambah gendut. Ew.
Tapi belakangan, gue berpikir seperti ini, "kenapa sih kita jadi menyalahkan diri kita kalo cowok itu lebih milih orang lain?" Maksud gue, kenapa lo malah ngerasa diri lo gak pantes buat dia? Kenapa lo bikin diri lo harus ngerasa gak worth to fight buat dia?
Padahal pada dasarnya memang gak semua orang cocok untuk memperjuangkan satu sama lain. Ada kalanya di mana gue 6 tahun yang lalu merasa cowok itu cocok banget sama gue. Lalu ketika gue pindah ke Jakarta, gue ketemu sama orang lain, dunia baru dan ketika gue berbalik ke belakang, gue cuman bisa bersyukur. Gue bersyukur gue gak sama dia karena kalo sama dia mungkin gue berkembang, tapi gue gak akan jadi seperti ini. Mungkin jalannya nanti sama sama baik, tapi gue gak akan jadi begini.
Gue sempat memaksakan diri untuk berubah seperti kriteria ceweknya dia; kalem, behave, kalo ngomong gak ceplas ceplos. Lalu saat gue di sekitar dia, gue ngerasa itu bukan gue. Saat gue lagi ceritain tentang kehidupan gue dan dia cuman jadi penyemangat tanpa ngerti atau mencoba ngerti isinya, gue ngerasa apa gunanya gue pengen sama dia?
Lalu gue belajar bahwa menyayangi dan ingin memiliki adalah dua hal yang berbeda, guys.
Ketika gue sayang ya gue akan kasih perhatian sebanyak mungkin sama dia, kasih doa doa terbaik gue buat dia. Bahkan sampai sekarang pun gue masih mendoakan dia yang terbaik. Tapi gue gak lagi mau memiliki dia. Kenapa? Bukan karena gue insecure gue gak bisa jadi sesuai kriteria dia atau gue maunya sama orang lain, tapi gue yakin dia gak bisa ngehandle gue. Makanya dia gak sama gue.
Tapi ketika gue sayang dan ingin memiliki, ada rasa berjuang untuk bisa sama sama dia. Ada rasa untuk pengen dia ada di samping gue. Sayangnya gak semua orang berkesempatan untuk memperjuangkan rasa ingin memilikinya. Tapi gue percaya, setiap orang yang menyayangi punya caranya sendiri untuk tetap menunjukkan meski tidak berusaha memiliki.
Seperti gue yang kalo lagi kepikiran sekedar chat tanya kabar dia, tanya kerjaan dia atau cerita tentang kehidupan gue yang sebenarnya dia udah gak ada andil di dalamnya. Atau gue akan kirim semangat ketika gue tahu dia lagi stress. Karena terkadang ketika lo udah sayang sama seseorang, seakan lo bisa ngerti mood dia walau lo cuman mantau dia dari jauh. Dan kalo lo sayang sama seseorang secara tulus, lo akan terus memberi tanpa berharap timbal balik. Yang paling penting lo bisa lihat dia bahagia, lo bisa dukung kebahagiaannya meski lo bukanlah bagian dari kebahagiaan itu.
Beda halnya kalo lo ingin memiliki. Rasanya lo akan sakit setiap lo memberi tapi dia gak ngebalikin apa yang lo kasih. Rasanya lo akan sedih kalo lo kasih sesuatu tapi dia kayak biasa aja, gak ngehargain effort lo. Makanya orang bilang sayang sama bego beda tipis. Ya menurut gue ada benarnya, tapi kalo sayang jangan sampai digampangin.
Gue percaya kok akan ada satu titik di mana ketika kita selalu berbuat baik, kebaikan itu akan berbalik pada kita. Sama ketika gue sayang sama orang orang yang gue rasa pantas gue sayangi, meski ketulusan gue kadang gak diterima atau dikembalikan oleh mereka, gue merasa di sekitar gue akan banyak orang yang menyayangi gue mulai bermunculan. Seperti mereka menyadarkan bahwa masih banyak yang perlu gue sayang selain dia. Lalu lama lama gue pun akan mengurangi effort gue untuk menunjukkan sayang gue ke dia tapi gue gak sakit hati, beda kalo gue ada rasa ingin memiliki.
Jadi ketika sekarang gue denger dia punya cewek dan temen gue nunjukin ceweknya ke gue, gue cuman senyum doang. Gak lagi insecure dan pengen tahu apa sih kelebihan cewek ini sampe itu orang bisa meruntuhkan tembok si cowok yang gak berhasil gue runtuhkan. Gak lagi bertanya tanya kenapa si cowok itu lebih milih dia daripada gue, apakah perjuangan gue selama 6 tahun kemarin useless dan apakah dia bener bener gak mau coba sama gue seperti dia mau coba sama cewek ini?
But after all this time, it was his loss, not mine.
Karena gue sudah memberikan semua yang terbaik tapi dia gak ambil itu. Gue sudah berubah jauh lebih baik tapi dia milih orang lain. Ketika dia kehilangan kesempatan buat bareng a better version of me, gue punya banyak kesempatan untuk ketemu another version of cowok kayak dia; yang gue rasa bisa mimpin dan ngelindungin gue, gue sayang tapi dia juga mau perjuangin gue.
Well, Alicers..
Ketika hubungan kamu selesai dan cowok itu malah sama orang lain, coba rubah insecure kamu jadi introspeksi. Belajar berubah jauh lebih baik. Karena Allah mempertemukan kita dengan setiap manusia pasti punya alasannya masing masing.
Jangan pernah merasa diri kamu gak pantas disayangi, diri kamu gak pantas buat menyayangi. Kadang kita memang sudah sayang sekali, tapi orang yang kita sayangi ternyata bukan yang terbaik untuk kita.
Hanya saja jangan pernah membenci atau bilang "gak akan pernah." Karena kamu gak akan tahu sama siapa kamu akhirnya, jadi berbaik baiklah sama semua orang.
Biarin aja dia pergi sama yang lain. Tapi kamu malah punya kesempatan untuk belajar dan eksplorasi diri. Kasarnya, "it was his loss, not yours."
Dan ketika gue lihat ceweknya dia, gue cuman bisa bilang.. "Oh ini yang bikin kamu bahagia?" lalu gue scroll down dan gak lagi lihat instagram cewek itu. Karena menurut gue useless dan wasting time aja...
Kalo pada akhirnya dia sampai sekarang masih berpikir gue bukan yang terbaik buat dia padahal dari dulu gue selalu kasih support buat dia, ya berarti it was his loss, not mine. Mungkin Allah benar benar hanya ingin gue ketemu sama dia sebagai penyemangat dan pembelajaran bahwa menyayangi dan memiliki adalah dua hal yang berbeda. Meski terkadang mereka berdua bisa dipersatukan namun tidak semua orang punya kesempatan untuk menyatukan mereka.
Sayangi diri kamu dulu sebelum kamu menyayangi orang lain. Itu paling penting. Karena gimana orang lain mau sayang sama kita kalo kita aja masih meragukan diri sendiri?
Biasanya gue jadi insecure karena cewek itu secara fisik jauh lebih kurus dari gue. Gue juga cuman cewek biasa kok yang insecure sama orang lain yang kurus:" Kalo ngomongin ini sampai setahun yang lalu, gue masih akan membandingkan diri gue dengan cewek itu dan bilang, "iya.. Lo mah sukanya sama cewek cantik, yang kurus. Gak kaya gue."
Lalu.. Gue pun minder, makan dan tambah gendut. Ew.
Tapi belakangan, gue berpikir seperti ini, "kenapa sih kita jadi menyalahkan diri kita kalo cowok itu lebih milih orang lain?" Maksud gue, kenapa lo malah ngerasa diri lo gak pantes buat dia? Kenapa lo bikin diri lo harus ngerasa gak worth to fight buat dia?
Padahal pada dasarnya memang gak semua orang cocok untuk memperjuangkan satu sama lain. Ada kalanya di mana gue 6 tahun yang lalu merasa cowok itu cocok banget sama gue. Lalu ketika gue pindah ke Jakarta, gue ketemu sama orang lain, dunia baru dan ketika gue berbalik ke belakang, gue cuman bisa bersyukur. Gue bersyukur gue gak sama dia karena kalo sama dia mungkin gue berkembang, tapi gue gak akan jadi seperti ini. Mungkin jalannya nanti sama sama baik, tapi gue gak akan jadi begini.
Gue sempat memaksakan diri untuk berubah seperti kriteria ceweknya dia; kalem, behave, kalo ngomong gak ceplas ceplos. Lalu saat gue di sekitar dia, gue ngerasa itu bukan gue. Saat gue lagi ceritain tentang kehidupan gue dan dia cuman jadi penyemangat tanpa ngerti atau mencoba ngerti isinya, gue ngerasa apa gunanya gue pengen sama dia?
Lalu gue belajar bahwa menyayangi dan ingin memiliki adalah dua hal yang berbeda, guys.
Ketika gue sayang ya gue akan kasih perhatian sebanyak mungkin sama dia, kasih doa doa terbaik gue buat dia. Bahkan sampai sekarang pun gue masih mendoakan dia yang terbaik. Tapi gue gak lagi mau memiliki dia. Kenapa? Bukan karena gue insecure gue gak bisa jadi sesuai kriteria dia atau gue maunya sama orang lain, tapi gue yakin dia gak bisa ngehandle gue. Makanya dia gak sama gue.
Tapi ketika gue sayang dan ingin memiliki, ada rasa berjuang untuk bisa sama sama dia. Ada rasa untuk pengen dia ada di samping gue. Sayangnya gak semua orang berkesempatan untuk memperjuangkan rasa ingin memilikinya. Tapi gue percaya, setiap orang yang menyayangi punya caranya sendiri untuk tetap menunjukkan meski tidak berusaha memiliki.
Seperti gue yang kalo lagi kepikiran sekedar chat tanya kabar dia, tanya kerjaan dia atau cerita tentang kehidupan gue yang sebenarnya dia udah gak ada andil di dalamnya. Atau gue akan kirim semangat ketika gue tahu dia lagi stress. Karena terkadang ketika lo udah sayang sama seseorang, seakan lo bisa ngerti mood dia walau lo cuman mantau dia dari jauh. Dan kalo lo sayang sama seseorang secara tulus, lo akan terus memberi tanpa berharap timbal balik. Yang paling penting lo bisa lihat dia bahagia, lo bisa dukung kebahagiaannya meski lo bukanlah bagian dari kebahagiaan itu.
Beda halnya kalo lo ingin memiliki. Rasanya lo akan sakit setiap lo memberi tapi dia gak ngebalikin apa yang lo kasih. Rasanya lo akan sedih kalo lo kasih sesuatu tapi dia kayak biasa aja, gak ngehargain effort lo. Makanya orang bilang sayang sama bego beda tipis. Ya menurut gue ada benarnya, tapi kalo sayang jangan sampai digampangin.
Gue percaya kok akan ada satu titik di mana ketika kita selalu berbuat baik, kebaikan itu akan berbalik pada kita. Sama ketika gue sayang sama orang orang yang gue rasa pantas gue sayangi, meski ketulusan gue kadang gak diterima atau dikembalikan oleh mereka, gue merasa di sekitar gue akan banyak orang yang menyayangi gue mulai bermunculan. Seperti mereka menyadarkan bahwa masih banyak yang perlu gue sayang selain dia. Lalu lama lama gue pun akan mengurangi effort gue untuk menunjukkan sayang gue ke dia tapi gue gak sakit hati, beda kalo gue ada rasa ingin memiliki.
Jadi ketika sekarang gue denger dia punya cewek dan temen gue nunjukin ceweknya ke gue, gue cuman senyum doang. Gak lagi insecure dan pengen tahu apa sih kelebihan cewek ini sampe itu orang bisa meruntuhkan tembok si cowok yang gak berhasil gue runtuhkan. Gak lagi bertanya tanya kenapa si cowok itu lebih milih dia daripada gue, apakah perjuangan gue selama 6 tahun kemarin useless dan apakah dia bener bener gak mau coba sama gue seperti dia mau coba sama cewek ini?
But after all this time, it was his loss, not mine.
Karena gue sudah memberikan semua yang terbaik tapi dia gak ambil itu. Gue sudah berubah jauh lebih baik tapi dia milih orang lain. Ketika dia kehilangan kesempatan buat bareng a better version of me, gue punya banyak kesempatan untuk ketemu another version of cowok kayak dia; yang gue rasa bisa mimpin dan ngelindungin gue, gue sayang tapi dia juga mau perjuangin gue.
Well, Alicers..
Ketika hubungan kamu selesai dan cowok itu malah sama orang lain, coba rubah insecure kamu jadi introspeksi. Belajar berubah jauh lebih baik. Karena Allah mempertemukan kita dengan setiap manusia pasti punya alasannya masing masing.
Jangan pernah merasa diri kamu gak pantas disayangi, diri kamu gak pantas buat menyayangi. Kadang kita memang sudah sayang sekali, tapi orang yang kita sayangi ternyata bukan yang terbaik untuk kita.
Hanya saja jangan pernah membenci atau bilang "gak akan pernah." Karena kamu gak akan tahu sama siapa kamu akhirnya, jadi berbaik baiklah sama semua orang.
Biarin aja dia pergi sama yang lain. Tapi kamu malah punya kesempatan untuk belajar dan eksplorasi diri. Kasarnya, "it was his loss, not yours."
Dan ketika gue lihat ceweknya dia, gue cuman bisa bilang.. "Oh ini yang bikin kamu bahagia?" lalu gue scroll down dan gak lagi lihat instagram cewek itu. Karena menurut gue useless dan wasting time aja...
Kalo pada akhirnya dia sampai sekarang masih berpikir gue bukan yang terbaik buat dia padahal dari dulu gue selalu kasih support buat dia, ya berarti it was his loss, not mine. Mungkin Allah benar benar hanya ingin gue ketemu sama dia sebagai penyemangat dan pembelajaran bahwa menyayangi dan memiliki adalah dua hal yang berbeda. Meski terkadang mereka berdua bisa dipersatukan namun tidak semua orang punya kesempatan untuk menyatukan mereka.
Sayangi diri kamu dulu sebelum kamu menyayangi orang lain. Itu paling penting. Karena gimana orang lain mau sayang sama kita kalo kita aja masih meragukan diri sendiri?
HAAAAAAAAA LITERALLY GUE BANGET KENAPA INIIIIII��������
BalasHapusSEMANGAT NENG!! YOU CAN DO IT!!!
Hapus