this is why they shouldn't kill off the main guy.

Ada beberapa kalimat yang perlu lo baca berkali-kali sampai lo paham artinya. Buat gue, kalimat dia 7 tahun lalu saat memutuskan bahwa kita nggak bisa lebih dari yang kita jalani karena agama yang menghalangi akan selalu jadi misteri buat gue.


Katanya, you deserve better.


Pertanyaannya, kenapa lo nggak jadi better buat gue?


Selalu ada cerita yang meninggalkan perasaan yang sama bahkan setelah berkali-kali lo bahas dengan teman-teman lo. Begitu juga gue dan cerita tentang gue yang beranjak dewasa karena ketemu dia. Gue yang nggak peduli omongan orang (padahal duit gue dateng dari kalo orang peduli sama gue) benar-benar berubah ketika ketemu dia. Sayangnya, gue berubah biar dia menyayangi gue dan sampai hari terakhir kita bicara, kayaknya rasa sayang kita berdua masih aja berbeda.


Katanya, lo nggak bakal jadi lebih baik kalo nggak ketemu gue?


Jawaban gue dulu, nggak tau deh.


Gue yang masih berusia 20 tahun terlalu muda untuk memahami kalau emang banyak banget orang yang datang ke hidup kita untuk membantu kita menemukan versi terbaik kita. Di hidup gue, dia salah satunya, sampai Eric muncul dan ketakutan gue untuk nggak akan pernah bahagia lagi sirna begitu saja. Dia dan Eric sama-sama mengajak gue untuk grow, membuat gue mau grow, dan menemani gue untuk grow.


Setiap tahunnya ada masa-masa di mana gue akan membaca pertanyaannya lagi dengan nada berbeda-beda. Kadang gue merasa dia bertanya dengan amarah, kadang dengan nada meremehkan, dan baru-baru ini terdengar kekecewaan di telinga gue. Kalau jadi dia, sih, gue juga mungkin akan merasakan yang sama. Ngehabisin waktu berhari-hari dengerin anak orang nangis, yang bahkan bukan pacarnya, yang selalu manja sama dia, yang selalu nyari validasi dia dan muncul tiba-tiba jam 3 pagi sambil marah-marah karena lagi-lagi nggak divalidasi.


Kecewa karena setelah perjalanan panjang gue masih belum bisa mencintai diri gue sendiri, dan selalu mencintai diri sendiri supaya bisa dia cintai.


Katanya, apa lo bisa nerima cinta orang yang tulus banget sama lo, mau berubah buat lo, tapi lo sendiri belum yakin bisa ngebalikin semua itu?


Bertahun-tahun juga gue memaki bahwa dia itu berengsek, nggak menghargai gue, dan gue nggak pernah cukup buat dia. Gue membenci sikapnya untuk melupakannya. Tetapi dunia kita masih di situ-situ aja. Walau kita ketemu orang baru, kerjaan baru, hobi baru, tapi nama masing-masing masih sering muncul di kepala.


Kita nggak akan pernah bisa temenan doang, itu yang gue simpulkan 7 tahun kemudian.


Lalu gue baca lagi pertanyaannya, dan kali ini gue cukup tergelitik untuk berhenti pura-pura nggak tau jawabannya. Kita semua tau jawabannya.


Mungkin gue akan berubah, tapi nggak akan sebaik sekarang.


Cinta gue sama dia yang membawa gue ke versi terbaik gue. 


Jadi tanpa dia, gue mungkin nggak akan sekuat sekarang.


Dan gue berusaha membenci dia supaya bisa melupakan dia.


Kenapa kita selalu mengaitkan melupakan dengan kebencian? Apakah cuman itu satu-satunya cara untuk merelakan? Dengan melupakan hal baik dan membencinya?


Buat gue, beberapa hal yang dia lakukan itu jahat, tapi bukan berarti gue akan mendiskreditkan dia dari jajaran tokoh utama di hidup gue. Karena kalau gue menghapus dia, mungkin gue nggak akan sejauh ini. Mungkin beranjak dewasa akan lebih buruk dari ini. Mungkin gue nggak akan bisa menghargai value Eric Nam sebesar ini. 


Dia dan segala hal yang dia lakukan yang membantu gue jadi dewasa. Membuat gue di 7 tahun kemudian bisa mengakui kalau yang dia lakukan sangatlah luar biasa. Nggak mudah bertahan sama gue, dan dia orang-orang hebat yang bisa nge-handle gue sejauh itu.


Jadi, terima kasih, pemeran utama. Terima kasih udah ngajarin gue kalo masalah di hidup ini cuman babi-babi kecil. Dan terima kasih udah nunjukin ke gue apa yang gue mau dan pantas dapetin. Gue tau pasti ada hari-hari gue mengecewakan. Dan gue baru paham sekarang seberapa beratnya menerima cinta yang lo nggak bisa kembalikan karena ada hal-hal yang lo mau nggak ada di gue.


Kita berdua tau, ya, apa hal itu. Dan gue mungkin emang bukan orang yang tepat buat provide lo itu. Gue harap lo menemukannya di perjalanan lo yang ini.


Iya, gue paham maksud lo sekarang. I deserve better. 




Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.