It's planned. You are blessed.
It was the worst 1,5 months in the past 5 years.
Gue merasakan yang namanya perasaan dipaksa mikir, dipaksa jadi dewasa, dipaksa jadi orang yang gak setengah setengah. Gue nyakitin orang, gue disakitin orang, gue ngecewain orang, gue dikecewain orang...
Januari 2017 adalah salah satu Januari terburuk gue sekaligus terbaik gue. 19 tahun gak lagi sama dengan anak umur 14 tahun yang ketika ada masalah kabur kesini dan ngerengek-rengek minta pembenaran.
Kali ini gue ditampar kenyataan tapi gue sampai tahap dimana gue aja gak bisa lagi nangis ataupun marah. Seringkali gue berpikir bahwa untuk menyelesaikan masalah adalah membenci orang tersebut atau hapus saja sekalian dia dari hidup gue. Tapi kali ini orang yang nyakitin gue adalah orang sakti, dia nyakitin gue tapi dia ngajarin gue kedewasaan yang sebenarnya.
Gue berterima kasih sama dia bukan berarti gue gak tetep menganggap he's a jerk. Still, he is. Tapi gak selamanya orang brengsek gak bawa apa apa buat kita selain sakit hati kan? Dia ngajarin gue, dia benahin diri gue. Walaupun mungkin caranya nyakitin, super bikin gue kehilangan "gue" tapi.. At the end, gue mengerti kok maksudnya Allah mempertemukan gue sama dia untuk apa;)
Gue menulis buku keempat gue sambil berharap dengan menulis itu gue akan semakin dewasa menyikapi hidup. Bukan berarti dia itu paling bener dan gue yang paling salah, tapi dia cukup lebih dewasa untuk bisa bilang gue salah, dan gue menerima itu.
Apakah gue menyesal?
Iya, terkadang. Kenapa gue datang ke seminar itu? Kenapa gue kenal dia? Kenapa dia beda sama orang orang yang pernah gue temuin sehingga gue gak tahu cara ngetreat dia seperti apa?
Bukan.
Bukan gue yang gak pantas untuk dia. Tapi dia yang gak bisa ngehandle gue. Dan itulah hubungan, hak kedua belah pihak untuk menentukan mau dibawa kemana sebuah hubungan itu kan?
Berkaca dari kejadian yang unfortunately just happened twice di hidupku, I'm done with those kind of shit. Man, aku punya blogku, pembacaku, keluargaku, sahabat-sahabatku dan yang aku lakukan cuman meninggalkan kalian dan mikirin cowok doang, like really, it's so embarrassing.
So I won't anymore and I won't be the same too.
Jadi, gue kembali kesini setelah berhasil menata hati gue, mencoba melihat masa depan apa yang gue tinggalkan cuman gara gara hati, no, no, no.. Gue gak akan mau begini lagi cuman karena cowok.
Lalu apa yang terjadi antara gue sama dia?
We're done, we're friends, he loves his new life without me included toooooo much in it and its okay cause I've my own too. Ada kalanya hidup dia butuh adanya gue, ada kalanya gue butuh adanya dia. Tapi sekarang dia memilih untuk tanpa gue dan gue pun juga gak lagi membutuhkan dia.
Semester 1 ini... Bener bener turning point dari hidup gue.
Belajar jadi dewasa, belajar nempatin diri, belajar ngurus diri sendiri, belajar sayang sama diri sendiri..... Sudah ya, cukup. Gue sudah bahagia sama hidup gue. Ada atau gak ada lo, gue bahagia kok.
Di saat dia bilang, "sekarang aku harap kamu gak melakukan hal hal bodoh lagi. Kalo sekali lagi aku denger kamu melakukan hal bodoh, you'll be really done."
Gue cuman ketawa sambil bilang, "no I won't."
Gue gak menyesali adanya dia dalam hidup gue. Gue senang dia jadi salah satu main character dalam semester satu gue. Gue sangat percaya everyone met for a reason, either be bless or a lesson. I guess he's both of them and he's jerk but I'm so lucky to be this mess di saat ini. Hopefully it will lead me to be better and better in the following semester.
We're done. We're friends. Its not a goodbye. And really.. I didn't regret it.
Cause I believe Allah has a plan for me. I'm exactly where Allah wants me to right now.
And I'm blessed, I'm thankful. And thank you for STAY in your own way. May joy and happiness always going to us;)
Ps: Truth or dare, truth or lies, it's breakeven bby. It's always be breakeven. No one will get hurted most, no one will be happier less than others. We won't get less, we won't get more. You know, you know, you know... You know exactly about it;)
Gue merasakan yang namanya perasaan dipaksa mikir, dipaksa jadi dewasa, dipaksa jadi orang yang gak setengah setengah. Gue nyakitin orang, gue disakitin orang, gue ngecewain orang, gue dikecewain orang...
Januari 2017 adalah salah satu Januari terburuk gue sekaligus terbaik gue. 19 tahun gak lagi sama dengan anak umur 14 tahun yang ketika ada masalah kabur kesini dan ngerengek-rengek minta pembenaran.
Kali ini gue ditampar kenyataan tapi gue sampai tahap dimana gue aja gak bisa lagi nangis ataupun marah. Seringkali gue berpikir bahwa untuk menyelesaikan masalah adalah membenci orang tersebut atau hapus saja sekalian dia dari hidup gue. Tapi kali ini orang yang nyakitin gue adalah orang sakti, dia nyakitin gue tapi dia ngajarin gue kedewasaan yang sebenarnya.
Gue berterima kasih sama dia bukan berarti gue gak tetep menganggap he's a jerk. Still, he is. Tapi gak selamanya orang brengsek gak bawa apa apa buat kita selain sakit hati kan? Dia ngajarin gue, dia benahin diri gue. Walaupun mungkin caranya nyakitin, super bikin gue kehilangan "gue" tapi.. At the end, gue mengerti kok maksudnya Allah mempertemukan gue sama dia untuk apa;)
Gue menulis buku keempat gue sambil berharap dengan menulis itu gue akan semakin dewasa menyikapi hidup. Bukan berarti dia itu paling bener dan gue yang paling salah, tapi dia cukup lebih dewasa untuk bisa bilang gue salah, dan gue menerima itu.
Apakah gue menyesal?
Iya, terkadang. Kenapa gue datang ke seminar itu? Kenapa gue kenal dia? Kenapa dia beda sama orang orang yang pernah gue temuin sehingga gue gak tahu cara ngetreat dia seperti apa?
Bukan.
Bukan gue yang gak pantas untuk dia. Tapi dia yang gak bisa ngehandle gue. Dan itulah hubungan, hak kedua belah pihak untuk menentukan mau dibawa kemana sebuah hubungan itu kan?
Berkaca dari kejadian yang unfortunately just happened twice di hidupku, I'm done with those kind of shit. Man, aku punya blogku, pembacaku, keluargaku, sahabat-sahabatku dan yang aku lakukan cuman meninggalkan kalian dan mikirin cowok doang, like really, it's so embarrassing.
So I won't anymore and I won't be the same too.
Jadi, gue kembali kesini setelah berhasil menata hati gue, mencoba melihat masa depan apa yang gue tinggalkan cuman gara gara hati, no, no, no.. Gue gak akan mau begini lagi cuman karena cowok.
Lalu apa yang terjadi antara gue sama dia?
We're done, we're friends, he loves his new life without me included toooooo much in it and its okay cause I've my own too. Ada kalanya hidup dia butuh adanya gue, ada kalanya gue butuh adanya dia. Tapi sekarang dia memilih untuk tanpa gue dan gue pun juga gak lagi membutuhkan dia.
Semester 1 ini... Bener bener turning point dari hidup gue.
Belajar jadi dewasa, belajar nempatin diri, belajar ngurus diri sendiri, belajar sayang sama diri sendiri..... Sudah ya, cukup. Gue sudah bahagia sama hidup gue. Ada atau gak ada lo, gue bahagia kok.
Di saat dia bilang, "sekarang aku harap kamu gak melakukan hal hal bodoh lagi. Kalo sekali lagi aku denger kamu melakukan hal bodoh, you'll be really done."
Gue cuman ketawa sambil bilang, "no I won't."
Gue gak menyesali adanya dia dalam hidup gue. Gue senang dia jadi salah satu main character dalam semester satu gue. Gue sangat percaya everyone met for a reason, either be bless or a lesson. I guess he's both of them and he's jerk but I'm so lucky to be this mess di saat ini. Hopefully it will lead me to be better and better in the following semester.
We're done. We're friends. Its not a goodbye. And really.. I didn't regret it.
Cause I believe Allah has a plan for me. I'm exactly where Allah wants me to right now.
And I'm blessed, I'm thankful. And thank you for STAY in your own way. May joy and happiness always going to us;)
Ps: Truth or dare, truth or lies, it's breakeven bby. It's always be breakeven. No one will get hurted most, no one will be happier less than others. We won't get less, we won't get more. You know, you know, you know... You know exactly about it;)
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}