The Right One #FF2in1
"Kita putus aja ya." Sahut Fergie pelan. Aku tak bisa berfikir lagi dan hanya mengangguk. Dia lalu tersenyum kecil.
"Yaudah, aku duluan. Makasih untuk semuanya ya, Re." Dia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkanku.
Ah, tenang. Tidak lama lagi aku akan jatuh cinta lagi.
Tapi ternyata aku tidak bisa tenang. Otakku terus bekerja, kepalaku rasanya mau pecah saking capeknya berfikir tentang hal ini. Aku tidak sedih ataupun marah, aku hanya bingung. Kenapa aku mudah sekali putus lalu jatuh cinta? Ini kali ke 4 nya dalam kurun waktu 10 bulan.
iPhone-ku berdering tanda telpon masuk. Ganar.
"Gan, aku putus lagi." Kataku sebelum dia sempat bicara sepatah katapun. Tawa Ganar langsung meledak. Aku mendesis. "Jangan tertawakan aku."
"Sorry, Re. Tapi ini hanya bertahan...."
"2 bulan."
"2 bulan? Yang benar saja. Kamu mau pacaran atau cari mantan?"
Aku mengerang. "Astaga, teman macam apa kau!"
"Ah sudahlah, nanti juga kau dapat yang baru." Kata Ganar enteng.
"Justru karena dalam waktu dekat aku pasti jatuh cinta lagi, aku bingung jadinya."
"Bingung kenapa? Bukannya bagus kamu cepat move on?"
"Mungkin bagus, tapi... Ini seperti hampa. Aku tidak merasakan hal yang begitu membahagiakan ketika pacaran dengan pacar pacarku itu."
Ganar tersenyum kecil. "Maka dari sekarang kamu harus merubah pola pikirmu yang mudah jatuh cinta itu. Lebih selektif, lebih memikirkan ke depannya. Umurmu sudah 26 tahun Regita. Bukan waktunya untuk main main lagi. Kurasa selama ini kamu cuman main main dengan mereka."
"Aku hanya ingin segera mendapatkan pendamping. Ibu ingin cepat cepat punya cucu."
"Yasudah menikahlah denganku."
Aku tersentak lalu tertawa. "Yang benar saja! Aku harus menemukan orang itu..."
"Kalo begitu kau harus berhenti bermain main dengan perasaan mudah jatuh cintamu. Kau harus menemukan the right one."
"Tapi dimana?"
"Somewhere, you just havent met him yet now."
Aku tersenyum kecil lalu meneguk kopiku. Mungkin Ganar benar, aku harus berhenti mudah menjatuhkan perasaanku pada seseorang supaya aku bisa menemukan orang yang aku cari. Orang yang selama ini belum aku temukan. The right one.
"Yaudah, aku duluan. Makasih untuk semuanya ya, Re." Dia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkanku.
Ah, tenang. Tidak lama lagi aku akan jatuh cinta lagi.
Tapi ternyata aku tidak bisa tenang. Otakku terus bekerja, kepalaku rasanya mau pecah saking capeknya berfikir tentang hal ini. Aku tidak sedih ataupun marah, aku hanya bingung. Kenapa aku mudah sekali putus lalu jatuh cinta? Ini kali ke 4 nya dalam kurun waktu 10 bulan.
iPhone-ku berdering tanda telpon masuk. Ganar.
"Gan, aku putus lagi." Kataku sebelum dia sempat bicara sepatah katapun. Tawa Ganar langsung meledak. Aku mendesis. "Jangan tertawakan aku."
"Sorry, Re. Tapi ini hanya bertahan...."
"2 bulan."
"2 bulan? Yang benar saja. Kamu mau pacaran atau cari mantan?"
Aku mengerang. "Astaga, teman macam apa kau!"
"Ah sudahlah, nanti juga kau dapat yang baru." Kata Ganar enteng.
"Justru karena dalam waktu dekat aku pasti jatuh cinta lagi, aku bingung jadinya."
"Bingung kenapa? Bukannya bagus kamu cepat move on?"
"Mungkin bagus, tapi... Ini seperti hampa. Aku tidak merasakan hal yang begitu membahagiakan ketika pacaran dengan pacar pacarku itu."
Ganar tersenyum kecil. "Maka dari sekarang kamu harus merubah pola pikirmu yang mudah jatuh cinta itu. Lebih selektif, lebih memikirkan ke depannya. Umurmu sudah 26 tahun Regita. Bukan waktunya untuk main main lagi. Kurasa selama ini kamu cuman main main dengan mereka."
"Aku hanya ingin segera mendapatkan pendamping. Ibu ingin cepat cepat punya cucu."
"Yasudah menikahlah denganku."
Aku tersentak lalu tertawa. "Yang benar saja! Aku harus menemukan orang itu..."
"Kalo begitu kau harus berhenti bermain main dengan perasaan mudah jatuh cintamu. Kau harus menemukan the right one."
"Tapi dimana?"
"Somewhere, you just havent met him yet now."
Aku tersenyum kecil lalu meneguk kopiku. Mungkin Ganar benar, aku harus berhenti mudah menjatuhkan perasaanku pada seseorang supaya aku bisa menemukan orang yang aku cari. Orang yang selama ini belum aku temukan. The right one.
Haven't Met You Yet - Michael Buble
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}